7.4



 1. Pendahuluan[kembali]

Voltage divider bias atau Rangkaian pembagi tegangan merupakan rangkaian yang pada dasarnya terdiri dari komponen resisitor dan Transistor.Rangkaian ini digunakan untuk mengukur atau menentukan besaran tegangan,arus, dan tahanan dari suatu rangkaian yang nantinya adalah untuk membuat transistor yang ada didepannya dapat bekerja, dan mengkonversi besar kecil resistor yang ada.

 2. Tujuan[kembali]

  a.) Memahami prinsip kerja voltage-divider biasing dan keuntungan dari teknik ini dalam             rangkaian transistor.

    b.) Mampu merancang dan menganalisis rangkaian voltage-divider biasing yang baik dan efisien.

    c.) Memahami persamaan-persamaan yang terdapat dalam voltage-divider biasing

 3. Alat dan Bahan[kembali]

ALAT

 Oscilloscope
        Oscilloscope adalah alat ukur yang berfungsi untuk memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari

  B. Voltmeter

        Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik dari dua titik potensial listrik.

BAHAN

 a.) Resistor

    Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika,


Berikut merupakan nilai resistor berdasarkan kode warna,


    b.) Ground

Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.

    c.) JFET N Channel


        JFET N Channel memiliki lapisan tipis semikonduktor tipe P yang dibentuk di atas substrat tipe N.         Lapisan tipis tersebut sering disebut sebagai terminal Gate.

    d.) Kapasitor









Kapasitor adalah alat yang digunakan untuk menyimpan energi dan arus listrik pada jangka waktu tertentu.

e).Sumber AC
adalah hal yang dapat menyuplai atau memproduksi arus listrik AC, seperti generator dan turbin. Dalam Proteus, dilambangkan dengan:

 4. Dasar Teori[kembali]

Susunan bias voltage-divider yang diterapkan pada penguat transistor BJT juga diterapkan pada penguat FET seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.17. Konstruksi dasarnya sama persis, tetapi analisis dc masing-masing sangat berbeda. IG = 0 A untuk penguat FET, tetapi magnitudo IB untuk penguat BJT common-emitter dapat mempengaruhi level dc arus dan tegangan pada kedua sirkuit masukan dan keluaran.

Jaringan rangkaian pada Gambar 7.17 digambar ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.18 untuk analisis dc. semua kapasitor telah diganti dengan sirkuit terbuka seperti pada Gambar 7.18b. Sumber VDD dibagi menjadi dua sumber setara karena IG = 0 A, Maka hukum arus Kirchhoff IR1 = IR2. Dan rangkaian seri setara dapat digunakan untuk menemukan nilai VG, Tegangan VG sama dengan tegangan yang melintasi R2 dapat dicari dengan persamaan :

Persamaan 1

Menerapkan hukum tegangan Kirchhoff searah jarum jam pada loop yang ditunjukkan pada Gambar 7.18 menghasilkan:

Persamaan 2
Persamaan 3

Dengan mensubstitusikan ID = 0 mA ke dalam persamaan 3 maka didapatkan nilai VGS :

Hasilnya menentukan bahwa setiap kali kita memplot Persamaan 3 , jika ID = 0 mA, nilai V GS untuk plot akan menjadi VG volt. Seperti gambar berikut :

Untuk titik lainnya, setiap titik pada sumbu vertikal VGS = 0 V. Nilai ID :

Dua titik yang didefinisikan di atas memungkinkan pembuatan garis lurus untuk mewakili Persamaan 3. Karena potongan pada sumbu vertikal ditentukan oleh ID = VG/RS dan VG diperbaiki oleh jaringan masuk, Nilai R S yang meningkat akan mengurangi tingkat potongan ID sebagaimana terlihat pada Gambar 7.19.

Setelai nilai IDQ dan VGSQ ditentukan maka,

 5. Percobaan[kembali]

    a) Prosedur[kembali]

        1.Siapkan semua alat dan bahan di dalam perangkat lunak aplikasi Proteus, yang tersedia               di  masing- masing sektornya
       2. Rangkailah komponen - komponen tadi dengan cara menyambungkannya dengan "wire"
       3. Jika sudah benar semua, klik tombol "play", dan jika sudah selesai atau ingin mengubah               rangkaian, maka klik tombol "stop"

    b) Rangkaiansimulasi [kembali]

Rangkaian 7.17

Rangkaian pada gambar adalah multivibrator astabil menggunakan transistor NPN (Q1 dan Q2), yang menghasilkan gelombang persegi pada output. Ketika diberi daya, salah satu transistor akan menyala lebih cepat, misalnya Q1, sehingga arus mengalir melalui R1 dan C1 mengisi melalui R2. Ketika C1 terisi hingga tegangan tertentu, basis Q2 terpicu dan Q2 menyala, menyebabkan kolektornya turun ke tegangan rendah, memicu pengisian C2 melalui R4 dan memicu basis Q1. Transistor Q1 dan Q2 bergantian menyala dan mati, menghasilkan osilasi dengan frekuensi yang ditentukan oleh nilai-nilai R dan C. Proses ini menghasilkan gelombang persegi pada output, yang berguna dalam aplikasi seperti pembangkit sinyal, osilator clock, dan timer.

Rangkaian 7.18

Rangkaian ini berfungsi sebagai clipper yang memotong bagian tertentu dari sinyal input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Sinyal input diterapkan pada basis transistor Q1 melalui resistor R1, sementara resistor R2 menentukan arus basis Q1. Ketika sinyal input melewati tegangan tertentu yang ditentukan oleh pembagian tegangan dari R3 dan R4, transistor Q1 akan mulai menghantarkan, mengakibatkan tegangan pada kolektor Q1 turun mendekati nol. Resistor R5 berfungsi sebagai beban pada kolektor Q1. Ketika Q1 menghantarkan, tegangan output dipotong sesuai dengan level kliping yang ditentukan oleh biasing transistor. Pada saat yang sama, sinyal input yang berada di bawah level kliping tidak cukup untuk membuat Q1 menghantarkan, sehingga sinyal output mengikuti sinyal input tanpa perubahan. Dengan demikian, rangkaian ini efektif untuk membatasi atau mengklip sinyal pada level tertentu, sering digunakan dalam pengolahan sinyal untuk membatasi amplitudo sinyal.

Rangkaian 7.21

Rangkaian pada gambar tersebut adalah osilator atau multivibrator astabil yang menggunakan dua transistor (Q1 dan Q2), resistor (R1, R2, R3, dan R4), dan kapasitor (C1 dan C2). Prinsip kerjanya adalah kedua transistor bergantian menghantar secara terus-menerus tanpa keadaan stabil. Saat satu transistor menghantar, kapasitor yang terhubung ke basis transistor lainnya akan mengisi. Ketika kapasitor tersebut terisi penuh, transistor kedua akan mulai menghantar dan memicu siklus pengisian kapasitor berikutnya, sehingga menghasilkan sinyal osilasi terus-menerus yang ditampilkan pada osiloskop.

    c) Video Simulasi [kembali]



 6. Download File[kembali]

Komentar

Postingan populer dari blog ini